To All of You,

Dengarkan Musik Ini

Super Mario Game

INFO SINGKAT

Beri Masukan Untuk Kami

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Sabtu, Mei 17, 2008

REFLEKSI ATAS FILM "THE SECRET"


Salam Damai Kristus,

Teman-teman semua, pada tanggal 28 April 2008 yang lalu saya dengan isteri saya mengikuti suatu seminar bedah film yang berjudul "The Secret" yang dibawakan oleh Romo B.S. Mardiatmadja SJ dengan moderator Ibu Meifung. Ibu Meifung kita kenal sebagai salah seorang pengajar di Kursus Evangelisasi Pribadi Kristus Salvator dari Shekinah.

Bedah film tersebut oleh seorang Romo bagi kami sangat menarik dan langka dalam gereja Katolik sejauh yang kami ketahui dan baru pertama kali mengikutinya. Ternyata memang menarik dimana pada akhir seminar diberikan ulasan atas sajian berpengaruh dari apa yang hendak ditawarkan oleh film tersebut dan bagaimana ajaran gereja dan iman ke Kristenan kita menanggapinya. Romo Mardi dan Ibu Meifung telah membawakan seminar ini dengan baik sekali sehingga banyak pertanyaan yang muncul dari audiens dan menjadikan hidup seminar itu.

Atas kebaikan Ibu Meifung, kita telah mendapatkan tulisan dari Beliau yang akan kami "sharing" kan berikut ini. Kami sungguh berterima kasih atas "oleh-oleh"/ buah tangan mengikuti seminar ini dari Beliau. Atas ijin Beliau maka kami persembahkan refleksi Ibu Meifung atas film "The Secret" ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang menyangkut iman kita. Selamat membaca !

Salam,
Andreas Andy S. & Fransisca Loa Yennie (Paroki Kristus Salvator, Jakarta)
-----------------------------------------------------------------------------------------

REFLEKSI ATAS FILM "THE SECRET"
Oleh : Monica Maria Meifung


Perjumpaan yang tidak disengaja antara saya, Pak Berman dan Pak Roy di sekretariat SEP Shekinah hari Selasa sore, ternyata bukan perjumpaan yang kebetulan. Percakapan kami bertiga menimbulkan inspirasi untuk mengadakan tinjauan kritis terhadap Film The Secret yang oleh banyak orang dinilai ‘bagus’… Semula Temu Forum Komunikasi Pengajar Evangelisasi (FKPE) 15 Maret 2008 itu mau diisi dengan Sejarah Misi di Indonesia (dalam rangka menyambut 20 tahun kita mengajar Misi Evangelisasi melalui SEP / KEP). Romo Eddy Kristianto OFM salah seorang ahli sejarah yang pernah saya minta satu bulan sebelumnya tidak bisa karena ada pelayanan di Medan . Rapat Harian 12 Maret 2008 akhirnya memutuskan meminta bantuan Pak Roy untuk menjadi fasilitator terhadap tayangan The Secret yang kami sajikan pada Temu FKPE tersebut.

Setelah diberi pengantar secukupnya, Pak Roy meminta semua yang hadir untuk melihat film The Secret dengan sikap netral tanpa prejudis tertentu. Hampir semua yang hadir (45 orang) menanti dengan sabar sekaligus penasaran terhadap Film yang akan ditayangkan. Sebuah buletin rohani yang berisi ulasan terhadap Film The Secret, sebanyak 20 eksemplar yang diboyong oleh Pak Roy dari Toko Buku Lumen di lantai satu, dalam tempo 5 menit habis diserbu oleh rekan-rekan pengajar yang sedang pada penasaran…

Tiga tahun yang lalu saya ‘dipaksa’ oleh Romo Sugiri untuk membaca sebuah buku dari Seri Dokumen Gerejawi No.66 yaitu “Yesus Kristus Pembawa Air Hidup : Sebuah Refleksi Kristiani tentang New Age” (dikeluarkan oleh Pontifical Council for Culture, Pontifical Council for Interreligious Dialogue, Roma, 3 Pebruari 2003). Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh KWI sejak bulan Januari 2005. Beberapa kali saya juga ‘dipaksa’ menemani Romo Sugiri untuk memberikan seminar tentang New Age. Tahun 2007 Surabaya mengundang saya & Romo Mardi untuk memberikan Seminar yang sama. Nah, berdasar beberapa pengalaman itu, maka waktu nonton Film The Secret di lantai 3 Gedung Shekinah, saya sudah tidak bisa netral lagi seperti yang diminta oleh Pak Roy. Jujur saja, film itu membuat saya agak ‘gerah’…. Cukup banyak ungkapan bahkan ajaran di dalamnya yang 'menendang-nendang' kredo iman rasuli kita.

Dari sudut Psikologi saya ingin memberi angka 9 (sembilan) kepada Film The Secret, termasuk teknik pengemasan dan pembuatan Film-nya yang terlihat rapih, cekatan , cerdas, dan mengesan sekali.
Akan tetapi dalam kaca mata iman kristiani (meskipun saya bukan ahli ajaran gereja) saya mau memberi angka - 9 (minus sembilan). Mengapa ?

A. Ia (The Secret) menawarkan kekuatan maha dahsyat dan tanpa batas dari ‘hukum gaya tarik’ yang dapat diterapkan lewat pengolahan potensi diri : keinginan, pikiran, perasaan, intuisi, imajinasi, energi, …. yang menarik seluruh dunia dan alam semesta kepada pemenuhan diri pribadi. Iman kristiani menawarkan ‘hukum kasih’ yang menyediakan kekuatan kepada kita untuk memberi dan untuk melihat keindahan dari semangat berkorban, bukan mencari segala demi kepentingan pribadi semata.

B. Kekuatan maha dahsyat dan tanpa batas itu membuat manusia menjadi pencipta tunggal atas dirinya sendiri.. “Anda-lah satu-satunya pencipta realitas diri anda sendiri”!, demikian ungkapan dari sebuah kalimat yang sempat saya catat dari Film The Secret. Syahadat iman kita mulai dengan : “aku percaya akan Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi ….. “

C. The Secret juga bilang : Alam semesta meyediakan energi positif untuk melayani dan memenuhi semua yang anda inginkan dan anda pikirkan. “Tidak ada kekurangan apalagi kemiskinan dan penderitaan (Teologi Kemakmuran ?), semua itu adalah kebohongan karena alam semesta sangat kaya dan menyediakan secara berkelimpahan apapun yang dibutuhkan manusia”. Sekularisme adalah paham yang mengatakan bahwa Allah sudah mati, dunia dapat dan akan hidup terus dengan menyelenggarakan dirinya sendiri di luar Allah (self sufficient). Self-sufficient, self-healing, self-recovering adalah konsep-konsep yang sangat disukai dalam New Age untuk menolak ketergantungan manusia kepada Allah. Allah sebagai Sumber Keselamatan yang diajarkan oleh iman kristiani, sungguh tidak diperlukan bahkan tidak relevan disini.

D. Karena dengan kekuatan pikiran Anda dapat menarik alam semesta kepada (dan untuk melayani) apa-pun yang Anda inginkan, maka tugas Anda adalah tinggal menyelaraskan diri dengan alam semesta. Energi Anda yang diselaraskan dan diintegrasikan dengan energi alam semesta akan menjadikan anda adalah manusia / makhluk abadi. Ini selaras dengan lagu-nya Enya (wanita cantik pengumandang lagu-lagu New Age), antara lain ada yang berjudul “we cannot die” dan sudah diterjemahkan ke dalam lagu bahasa Indonesia : “kita semua tak dapat mati”. Sementara syahadat iman yang kita kumandangkan dalam Ekaristi Kudus berbunyi : “….. aku percaya akan Roh Kudus, gereja katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal…” New Age mengajak (kalau tidak mau dikatakan ‘menghasut’) manusia untuk tidak memerlukan pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal karena itu sudah ada dan melekat pada dirinya sendiri…. Ini membuat bulu kuduk saya berdiri. Film ini TIDAK kalah lihai, tidak kalah cerdik dan halus dengan “si jahat yang suka menyamar sebagai malaikat terang” yang berekor pada kehancuran relasi manusia dengan Tuhan-nya yang sejati.
Sejak awal sampai akhir The Secret sarat dengan muatan New Age : mulai dari prinsip, slogan, konsep, metode, simbol, sampai dengan backsound-nya. Film ini tidak menampilkan sebuah ceritera dalam suatu keutuhan yang bulat, tetapi lebih merupakan kumpulan dari cuplikan ceramah yang ditempeli kesaksian-kesaksian pilihan, dan disajikan dengan penekanan sejumlah prinsip yang diulang-ulang seperti ingin melakukan ‘brain-wash’ terhadap penontonnya…

Beberapa prinsip ini kiranya dapat membantu untuk meneruskan refleksi kita dengan lebih mendalam dan bermanfaat :
1. Kita tidak menarik garis benar dan salah, putih dan hitam, terang dan gelap. Kita berpikir, The Secret mau mengorientasikan hidup kita kemana ? Ke arah yang makin selaras dengan iman katolik, atau sebaliknya ?

2. Kita juga tidak mengambil keputusan boleh atau tidak boleh, tetapi lebih mencermati batasan-batasannya : sampai dimana The Secret akan membantu meningkatkan aktualisasi diri saya dalam kesatuan yang semakin intim dengan Tuhan, Penciptaku, atau ke arah sebaliknya : suatu perwujudan dan pengembangan potensi diri yang membuat saya menjadi kuat tanpa Tuhan.

3. Kita tidak serta-merta mengutuk The Secret sebagai aliran sesat lalu dengan sikap heroik yang membabi-buta ‘melarang’ teman dan sanak-saudara kita untuk membaca buku atau menonton film tersebut. Sebagai anggota FKPE, kita ingin terus-menerus menanggapi panggilan kita : menjadi pembimbing dan fasilitator yang membantu dan bersama orang-orang yang kita layani membangun iman kristiani yang lebih bertanggungjawab.

Jika kita sudah mengerti bagaimana dunia dengan aneka revolusi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi menyodorkan begitu banyak kemungkinan untuk berkembang tetapi juga sekaligus tantangan yang tidak dapat dihindarkan, akankah kita berpura-pura tidak melihatnya ? Ketidakmampuan untuk melihat atau berpura-pura tak melihat tidak membuat masalah tiada.. Tindakan pastoral apa yang akan kita ambil sebagai wujud komitmen kita terhadap kebaikan Tuhan yang memberi banyak kepercayaan kepada kita ? Semoga misteri cinta kasih Kristus membuat hati kita semakin melekat kepadaNYA.

Monica Maria Meifung

Tidak ada komentar:

Chat on MSN, YAHOO, AIM with eBuddy