To All of You,

Dengarkan Musik Ini

Super Mario Game

INFO SINGKAT

Beri Masukan Untuk Kami

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Minggu, Februari 17, 2008

BERPUASA MENURUT BO SANCHEZ

KOMIT TERHADAP PUASA YANG AKAN ANDA LAKUKAN

Ada beberapa orang yang tidak dapat berpuasa.

Sebut saja beberapa: orang-orang yang 'teramat sangat' kurus; mereka
yang menderita anorexia atau bulimia; penderita tumor, kanker,
penyakit darah, dan sakit jantung; wanita hamil dan ibu menyusui;
orang-orang yang diberi insulin karena diabetes dan mereka yang
menderita hyperglycaemia.  Bagi setiap Anda yang merasa tidak yakin,
saya sangat menganjurkan Anda untuk menemui dokter sebelum Anda
berpuasa.

Jika Anda tidak dapat berpuasa, inilah yang dapat Anda lakukan sebagai
pilihan lain.

Ada dua bagian dalam 40 Hari Berdoa dan Berpuasa kami.

Bagian Pertama: Enam kali Jumat sebelum Pekan Suci.

Bagian Kedua: Pekan Suci itu sendiri.

Saya menganjurkan "puasa - hanya minum" selama enam kali Jumat ini dan
selama sepanjang Pekan Suci.  Baik puasa dengan hanya minum air putih
atau dengan hanya minum jus, tapi saya cenderung puasa dengan hanya
minum jus buah dan sayuran.

Itu saja!

Catatan: Beberapa dari Anda mungkin ingin melakukan lebih dari ini.
Oke saja.  Mungkin ada beberapa dari Anda yang ingin mencoba "puasa -
hanya minum" selama sepanjang 40 hari.  (Saya tidak akan menganjurkan
hal ini kecuali Anda pernah berpuasa sebelumnya, berpuasa 7 hari, 14
hari, dan 21 hari...)  Jangan lupa berkonsultasi pada dokter jika Anda
akan melakukan segala macam bentuk puasa yang berkepanjangan.

Berikut penjelasan singkat tentang beberapa bentuk puasa yang berbeda...


Pilihan 1:
PUASA - HANYA MINUM AIR

Yesus berpuasa selama 40 hari dengan hanya minum air.  Sekali waktu
saya mencoba puasa hanya minum air selama lima hari - dan luar biasa -
tapi bagi beberapa orang akan terasa terlalu melelahkan.  Dalam puasa
hanya minum air, semua racun disingkirkan secara mendadak dan mungkin
terlalu keras bagi tubuh.  Namun, saya tahu banyak orang yang
melakukan puasa hanya minum air dan berhasil.  Kuncinya adalah minum
sebanyak mungkin air.


Pilihan 2:
PUASA - HANYA  MINUM JUS

Hal ini saya percaya sebagai bentuk puasa terbaik - dari sudut pandang
kesehatan.  Anda hanya minum jus sayuran dan buah - untuk membantu
mengeluarkan semua racun dan memperkuat tubuh Anda.  Ambil sayuran dan
buah sebanyak mungkin yang dapat Anda masukkan dan hancurkan dalam
juicer.  (Ini merupakan sebuah peralatan dapur kecil yang mampu Anda
beli.)  Apa jenis sayuran dan buah yang dapat Anda jus?  Yang terbaik
adalah wortel, seledri, lettuce, bit, anggur, dll.  Carilah sebuah
buku yang baik tentang jus dan lihatlah pada bagian berpuasa.  Sebagai
pilihan kedua, Anda dapat menggunakan jus buah dan sayuran siap pakai
di supermarket, namun haruslah 100% jus - tanpa gula tambahan.  Jika
Anda ingin melakukan puasa - hanya minum jus selama 40 hari, saya
anjurkan Anda untuk menemui dokter untuk mendapatkan persetujuannya.


Pilihan 3:
PUASA - HANYA MAKAN ROTI DAN MINUM AIR

Saya tahu banyak orang yang menyukai bentuk puasa ini.  Mereka hanya
minum air dan makan roti sepanjang hari.  (Ah, saya yakin bukan roti
kismis dan donat.)  Dalam Alkitab, Daniel berpuasa dengan cara ini.


Pilihan 4:
PUASA - HANYA MAKAN SATU KALI SEHARI

Saya pernah bertemu orang-orang yang melewatkan sarapan pagi, makan
siang, dan hanya makan malam pada pukul lima sore - dan mereka
melakukan hal itu selama 40 hari Masa Prapaskah.  (Setiap tahun,
ratusan juta umat Muslim melakukan hal ini selama Ramadhan.)


Teman, pilihan ada di tangan Anda.

Berdoalah pada Tuhan bentuk puasa apa yang Ia ingin Anda lakukan.

Saya bahkan belum menuliskan bentuk-bentuk puasa lain yang mungkin
merupakan berkat besar bagi Anda:  Berpuasa terhadap TV, berpuasa
terhadap shopping, berpuasa terhadap koran, berpuasa terhadap pikiran-
pikiran negatif...

Ingat: Dari sudut pandang rohani, sikap hati Anda lebih penting dari
pada bentuk puasa yang Anda pilih.

-----------------------

BAGAIMANA MELAKUKAN PUASA

Jika Anda memutuskan untuk melakukan puasa cairan selama tujuh hari
dalam Pekan Suci (atau lebih dari itu), silahkan baca lima langkah
berikut agar Anda dapat berpuasa dengan baik.  Jika Anda tidak
melakukan Puasa Cairan, maka baca saja Langkah #3.


Langkah 1:
PERSIAPAN FISIK

Jika Anda akan melakukan salah satu dari kedua bentuk puasa pertama
yang disebutkan di atas (puasa air atau puasa jus), saya sangat
menganjurkan agar Anda mempersiapkan diri dengan baik.  Mulai makan
makanan yang lebih lembut tiga hari sebelumnya.  Berhentilah makan
daging dan lebih berfokus pada buah-buahan dan sayurang.  Kurangi
kadar gula - agar Anda tidak akan menginginkannya selama berpuasa.
Kurangi jumlah makanan Anda dan minumlah sedikitnya 10 gelas air
setiap hari.  Tip: Saat Anda bangun tidur, minumlah dua gelas air, dan
kemudian minum setengah gelas atau segelas air setiap jam sesudahnya.


Langkah 2:
MULAILAH PUASA ANDA

Dua atau tiga hari pertama puasa Anda akan menjadi saat-saat
tersulit.  Anda akan merasa lapar.  Beberapa orang mengalami sakit
kepala (mungkin dampak karena tidak mengasup gula dan kafein), merasa
pusing, nafas tidak segar dan bau badan.  Itu racun-racun yang keluar.

Pada hari ketiga atau keempat, Anda mulai merasa lebih baik karena
tubuh Anda pada akhirnya beralih ke metode pembersihan - dan berhenti
mengeluh.  Anda tidak lagi merasa lapar seperti sebelumnya.

Dari hari keempat hingga hari ketujuh, Anda akan merasa lebih kuat dan
lebih siaga.  (Dan hari-hari berikutnya, Anda mungkin memutuskan untuk
berpuasa lebih dari tujuh hari.)

Saya tidak pernah merasa cukup untuk menekankan hal ini: Setiap hari,
minum 10 gelas air.

Setelah melalui puasa tujuh hari, banyak orang dapat tetap melakukan
jadwal rutin mereka dalam bekerja dan pekerjaan rumah.  Yang lain,
mungkin membutuhkan jadwal yang lebih ringan.  Dengarkan tubuh Anda.
Anda dapat melakukan jalan santai sebagai latihan.


Langkah 3:
SEMAKIN DEKAT PADA TUHAN

Inilah alasan utama Anda berpuasa.

Sebagai pengganti makan dan snack, berdoalah.

Baca buku-buku rohani.  Tulis refleksi Anda.  Adorasi di hadapan
Sakramen Maha Kudus.  Lebih sering menghadiri Ekaristi.  Datang ke
pengakuan.

Saya menganjurkan Anda berkumpul bersama anggota lain komunitas (yang
juga berpuasa) selama waktu makan siang dan makan malam - dan berdoa
bersama.

Saya menganjurkan selama enam kali Jumat dalam Masa Prapaskah - ketika
orang-orang berpuasa - kelompok-kelompok kecil dan bidang-bidang
pelayanan komunitas berkumpul untuk berdoa.

Persembahkan kepada Tuhan visi Anda pribadi, hal-hal yang Anda
inginkan terjadi dalam hidup Anda.  Baca daftar ini setiap hari.

Dan doakan juga intensi doa dari komunitas Anda.


Langkah 4:
MENGAKHIRI PUASA ANDA

Jika Anda berpuasa selama tujuh hari, ambillah tiga hari untuk
menyesuaikan terhadap makanan sesungguhnya.  (Jika Anda berpuasa lebih
dari tujuh hari, Anda perlu mengambil waktu lebih dari tiga hari untuk
menyesuaikan.)

Sebagai contoh, akhiri puasa Anda dengan makan salad dan buah-buahan
pada hari pertama, tambahkan roti panggang pada hari kedua, dan
tambahkan sedikit ikan tim pada hari ketiga.  Tanpa minyak, produk-
produk susu, dan daging selama masa penyesuaian.

Sekarang perut Anda jauh lebih kecil, jadi berhenti makan sebelum Anda
merasa kenyang.

Saya sangat menganjurkan agar saat ini Anda kembali memikirkan diet
seumur hidup Anda.

Banyak yang berhenti merokok ketika mereka berpuasa.  Banyak yang
mengalami perubahan rohani yang sangat dalam karena berpuasa.  Itulah
doa saya bagi Anda.


Langkah 5:
JADIKAN HAL TERBAIK SEBAGAI SUATU GAYA HIDUP PERMANEN

Ada beberapa hal dalam berpuasa yang saya lakukan sebagai suatu gaya
hidup.  Hal-hal itu terlalu baik untuk hanya dilakukan selama hari-
hari puasa.  Karena itu saya melakukannya setiap hari.

Seperti meluangkan setiap hari untuk berdoa, refleksi, dan bacaan
rohani.

Seperti membaca pernyataan visi saya setiap pagi.

Seperti minum air setiap hari.

Dan minum jus sayuran dan buah, dan makan lebih banyak salad.  Dan
tidak makan daging dan hanya ikan untuk kebutuhan protein saya.

Berkati tubuh Anda dan berkati jiwa Anda.

Selamat menjalankan 40 Hari Berdoa dan Berpuasa.

Anda akan diberkati.

----------------------------

DOA KOMITMEN

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang
kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang
bekerja di dalam kita...
- Efesus 3:20


Tuhan, Saya Komit Untuk 40 Hari Berdoa dan Berpuasa

Tuhan, sertai aku selama melakukan perjalanan doa ini bersamaMu.
Aku melakukan semua ini terutama karena aku ingin bertumbuh lebih
dekat denganMu.  Aku ingin menjadi semakin serupa dengan Yesus.  Aku
ingin lebih mengasihi kaum miskin.  Anugerahkan padaku suatu
Kebangunan Rohani!

Kedua, aku ingin lebih terbuka terhadap hal-hal luar biasa yang ingin
Engkau lakukan dalam hidupku.  Khususnya, saya berdoa untuk Tujuh
Impian ini:

1.
_________________________________________________________________________
2.
_________________________________________________________________________
3.
_________________________________________________________________________
4.
_________________________________________________________________________
5.
_________________________________________________________________________
6.
_________________________________________________________________________
7.
_________________________________________________________________________


Aku mengklaim kemenangan.  Terima kasih Tuhan karena mengurapiku.
Terima kasih karena memberkatiku.  Amin.

 

Sahabatmu,
Bo Sanchez

 

Terjemahan Oleh: Jessica J. Pangestu

 

(Dikutip dari: Milis Bo Sanchez)

 

Rabu, Februari 13, 2008

RENUNGAN: ARTI MENGETAHUI KRISTUS

Berikut ini wawancara antara seorang yang baru saja bertobat dan mengikuti Kristus dengan seorang temannya yang tidak beriman:

 

‘Jadi, kau sudah bertobat menjadi pengikut Kristus ?’

‘Ya’

‘Kalau begitu tentu kau tahu banyak tentang Dia. Misalnya, di Negara mana Ia dilahirkan ?’

Aku tidak tahu.’

‘Berapa usiaNya waktu Ia meninggal ?’

Aku tidak tahu’

‘Berapa kali Ia berkhotbah ?’

‘Aku tidak tahu’

‘Lho, bagi orang yang menyatakan telah bertobat menjadi pengikut Kristus, kau mengetahui sedikit sekali.’

 

‘Kau memang benar. Aku malu karena begitu sedikit pengetahuanku tentang Dia. Tetapi, sekurang-kurangnya aku tahu hal ini: Tiga tahun yang lalu aku seorang pemabuk, hutangku banyak, keluargaku berantakan, anak-isteriku selalu takut  setiap kali aku pulang. Tetapi sekarang aku sudah tidak minum lagi, hutang-hutangku sudah lunas, keluarga kami bahagia, anak-anak senang menantiku pulang ke rumah setiap sore. Ini semua karya Kristus bagiku. Sebanyak inilah yang saya ketahui tentang Kristus.’

 

 

Benar-benar mengetahui berarti:  diubah oleh apa yang diketahuinya.

 

 

Dikutip dari  buku berjudul “Burung Berkicau”, Karya: CA de Mello SJ.

 

(Kiriman dari: AcHi )

Senin, Februari 11, 2008

AJAKAN UNTUK BERDOA DAN BERPUASA

40 DAYS OF PRAYER AND FASTING

Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang
ajaib di antara kamu.
Yosua 3:5


- Pendahuluan -

GET READY FOR THE AMAZING THINGS THAT GOD WILL DO IN YOUR LIFE

Suatu hari, seorang pria kehilangan isterinya yang menderita sakit
berkepanjangan.

Karena sangat depresi dan tidak ingin hidup tanpa isterinya di
sisinya, pria ini memutuskan untuk mengakhiri segalanya.  Suatu pagi,
ia meninggalkan sebuah pesan bunuh diri, dan pergi mendaki sebuah
gunung.  Ia berencana untuk menahan lapar hingga ajal menjemput.  Ia
hanya akan bertahan dengan minum dari sungai, dan tidak lainnya.

Setelah beberapa minggu, pria itu memperhatikan suatu hal.  Meskipun
ia kehilangan berat badan, ia tidak mati.  Sebaliknya, ia belum pernah
merasa lebih sehat dan lebih kuat seperti saat itu.  Banyak penyakit
yang dideritanya bertahun-tahun hilang begitu saja.

Setelah sebulan, pria itu turun gunung dan terlihat jauh lebih muda.
Pada akhirnya ia menikah lagi dan memulai sebuah keluarga baru.

GO UP THE MOUNTAIN OF THE LORD

Berpuasa - tanpa berdoa - pada dasarnya memberikan keuntungan fisik
yang sulit dipercaya.

Namun berpuasa tanpa berdoa hanya 50% dari persamaan

Bayangkan apa yang dapat dilakukan oleh Berdoa dan Berpuasa bersama-
sama.  Hal tersebut akan memberikan kekuatan yang luar biasa yang akan
mengubah hidup Anda secara radikal.

Dan cerita di atas merupakan analogi yang sangat baik tentang apa yang
terjadi pada jiwa kita.

Selama 40 hari, saya mengundang Anda untuk juga naik ke "gunung doa"
dan hanya minum dari "aliran sungai kehidupan".  Saat Anda
melakukannya, Anda membersihkan jiwa Anda dari segala racun dan
sesungguhnya menjadi lebih kuat.  Dan Anda akan turun gunung dengan
spiritualitas yang disegarkan lagi.  Anda juga akan memulai sebuah
"keluarga rohani" baru dan mendapatkan "anak-anak rohani" baru!

Teman, saya mengundang Anda untuk 40 Hari Berdoa dan Berpuasa.

Dalam satu kalimat, inilah misi kita untuk puasa ini: Kita ingin
bertumbuh lebih dekat pada Tuhan dan menerima semua yang ingin Ia
berikan pada kita.

Karena itu, mulai Rabu Abu hingga Sabtu Suci, sebagai satu tubuh
Kristus, kita ingin mengosongkan diri kita dari hal-hal kecil agar
Tuhan dapat mengisi hidup kita dengan hal-hal yang lebih besar.

Saya merasa senang sekali akan hal-hal menakjubkan yang akan Tuhan
kerjakan di antara kita!

MIRACLES HAPPEN WHEN PEOPLE FAST

Mengapa saya merasa senang?

Karena dari pengalaman saya, mukjizat terjadi ketika orang-orang
berpuasa.

Untuk beberapa alasan, berpuasa menjadikan kita lebih berpengharapan,
lebih terbuka, lebih percaya, lebih berfokus, lebih bertekad, dan
lebih peka terhadap Roh Kudus - bahwa lebih banyak mukjizat terjadi
ketika kita berpuasa.

Saya telah melihat bagaimana orang-orang menerima kesembuhan,
bimbingan, berkat finansial, berkat bagi keluarga ketika mereka
berpuasa.

Dan seluruh komunitas dihidupkan kembali ketika mereka berpuasa.

Dalam beberapa tulisan yang akan datang, saya akan menjelaskan pada
Anda bagaimana kita akan melakukan puasa bersama...


Sahabatmu,
Bo Sanchez

Terjemahan oleh: Jessica J. Pangestu
--------------------------------------------------------------------------

Sumber: Milis Bo Sanchez

Kamis, Februari 07, 2008

LIMA BERKAT TERBESAR DARI DOA DAN PUASA


Berpuasa memiliki banyak, banyak berkat.

Namun berikut adalah lima berkat terbesar yang perlu Anda fokuskan dan
doakan...


BERKAT 1:
BERDOA DAN BERPUASA MEMBAWA ANDA LEBIH DEKAT PADA TUHAN

Anda akan mengalami suatu kebangunan rohani.

Ketika Anda berpuasa, Anda seakan mengatakan pada Tuhan bahwa Ia lebih
penting dari makanan.

Sebagai pengganti makan, Anda meluangkan waktu untuk berdoa, membaca
Alkitab, menulis refleksi Anda, berada di hadapan Sakramen Maha Kudus,
membaca buku-buku rohani...

Hal ini menyatakan bahwa Anda serius setengah mati dalam mengejar
Tuhan karena Anda cukup tidak waras untuk mengatakan "Tidak" pada
sesuatu yang mendasar seperti makanan.

Jika Anda dapat mengatakan "Tidak" terhadap kebutuhan yang sangat
dasar, apa lagi yang tidak dapat Anda lakukan bagi Tuhan?

Anda juga memperoleh disiplin - sesuatu yang sangat penting untuk
segala macam kesuksesan di dalam dunia.

Dengan belajar mengatakan "Tidak" terhadap hal-hal kecil, Anda akan
mampu untuk mengatakan "Ya" terhadap hal-hal yang lebih besar.

Teman, ada banyak, banyak berkat ketika kita berpuasa.  Namun pada
akhirnya, Tuhan sendirilah berkat terbesar dari puasa Anda.

Ingat: Jika setelah Anda berpuasa, Anda mengalami mukjizat dan
kesembuhan, namun Anda tidak menjadi semakin dekat pada Tuhan - maka
puasa Anda mungkin mengalami kegagalan.


BERKAT 2:
BERDOA DAN BERPUASA MENYATUKAN ANDA DENGAN FAKIR MISKIN


Setiap kali saya berpuasa, saya mengingatkan diri sendiri bahwa ini
merupakan pengalaman sehari-hari dari 12% populasi dunia.  Bukan
karena mereka sedang berpuasa.  Tapi karena mereka miskin.

740 juta orang akan tidur dengan perut kelaparan malam ini.

Dan di luar 740 juta orang yang lapar itu, 30.000 akan mati kelaparan.

Setengah dari 30.000 itu adalah anak-anak.

Berpuasa seharusnya tidak hanya menjadikan saya lebih rohani.

Berpuasa seharusnya tidak hanya membuat diri saya terbuka terhadap
lebih banyak berkat dan mukjizat.

Berpuasa seharusnya juga menggerakkan saya untuk mencintai kaum miskin
dengan cara yang lebih penuh kasih.

Ketika saya berpuasa, saya juga memberikan diri saya untuk mengakhiri
rasa lapar dan kemiskinan mereka.

Setelah 40 Hari Doa dan Puasa kita, kita seharusnya menjadi orang yang
lebih bertekad untuk mencintai kaum miskin.  Bekerja di Anawim dan
partnership kami dengan He Cares dan Gawad Kalinga.  Melakukan apapun
yang kami mampu untuk melayani Tuhan dalam diri para fakir miskin.


BERKAT 3:
BERDOA DAN BERPUASA MEMBUKA DIRI ANDA TERHADAP KUASA TUHAN


Beberapa tahun lalu, saya bertemu seorang pria tua yang menderita
emphysema (penyakit sesak nafas).

Saya perhatikan gejala-gejalanya.  Sekalipun jika kami hanya berjalan
beberapa meter, saya melihat nafasnya tersengal-sengal.

"Akibat merokok?" saya bertanya dengan lembut.

"Saya telah berhenti dua puluh tahun lalu," katanya, "jadi sebagian,
ya.  Tapi juga karena nafas saya yang malas."

Alis saya naik.  Ini adalah kali pertama saya mendengar hal seperti
itu.

Ia tahu saya tidak mengerti, maka ia melanjutkan, "Dokter saya tidak
seperti dokter biasa Anda.  Ia adalah seorang ahli dalam obat-obatan
alternatif.  Dan ia mengatakan hal tersebut selama ini, nafas saya
telah menjadi sangat pendek."

Setelah percakapan kami, saya melakukan beberapa penelitian.
Kenyataannya, TIDAK PERNAH dikatakan bahwa nafas pendek menyebabkan
emphysema.  Namun saya mempelajari satu hal: Sangat penting untuk
menghirup nafas dalam-dalam secara rutin.  Melalui latihan aerobik
secara rutin.  (Teman setengah baya saya tidak pernah olahraga.)
Melalui latihan pernafasan.  Melalui meditasi yang menggunakan
pernafasan.  Dan hanya dengan kebiasaan Anda meregangkan badan di pagi
hari dan menghirup nafas beberapa kali.

Hirupan nafas yang dalam mengeluarkan racun-racun dalam paru-paru
Anda.  Juga melepaskan tensi yang mempengaruhi kesehatan Anda.

Pikirkan hal ini.  Seperti Anda dan saya, pria ini memiliki oksigen di
sekelilingnya 24 jam sehari.  Tapi ia merokok, menyumbat paru-parunya
sehingga tidak dapat menghisap 20% dari yang ia hirup. Dan di atas
semuanya, ia bernafas dengan cara yang malas, mengurangi lagi oksigen
yang ia hirup.

Teman, itulah yang terjadi dengan kuasa Tuhan.

Kuasa Tuhan menaungi kita, mengelilingi kita, di atas kita, di bawah
kita, dan di dalam kita.

Tapi kita melakukan hal yang sama persis: Kita menyumbat paru-paru
rohani kita dan kita malas ketika kita menghirup kuasa Tuhan dalam
hidup kita.

Namun Berpuasa adalah sama seperti Menghirup Nafas Dalam-dalam.

Ketika Anda berdoa dan berpuasa, Anda sedang menghirup sejumlah besar
kuasa Tuhan ke dalam hidup Anda!

Berpuasa bukanlah suatu sogokan.  "Tuhan, saya berpuasa, jadi lebih
baik Engkau memberi apa yang saya minta!"  Berpuasa tidaklah demikian.

Ketika Anda berpuasa, Tuhan tidak berubah.  Anda yang berubah.

Anda menjadi lebih berpengharapan, lebih terbuka, lebih peka, lebih
waspada.

Maka ketika Anda berpuasa, Anda dapat berdoa untuk sesuatu yang
spesifik dalam hidup Anda.
*       Kebijaksanaan untuk suatu keputusan penting yang harus Anda buat;
*       Kebebasan dari suatu ketergantungan tertentu;
*       Kesembuhan fisik;
*       Pemulihan keluarga;
*       Berkat finansial;
*       Mukjizat apapun yang Anda butuhkan!

Saya tahu banyak dari Anda yang sudah menuliskan tujuh mimpi Anda
dalam Novena kepada Kasih Tuhan Anda.  Doakan semua itu dalam
kesempatan 40 Hari Doa dan Puasa kita ini.


BERKAT 4:
BERDOA DAN BERPUASA MEMBERSIHKAN TUBUH ANDA


Tuhan ingin kita memelihara tubuh jasmani kita.

Satu cara untuk memelihara tubuh kita adalah dengan berpuasa.

Dengan membebaskan tubuh dari kerja keras untuk mencerna, tubuh kita
memfokuskan energinya untuk menghilangkan racun-racun yang telah kita
timbun dalam sistem pencernaan kita dari semua makanan yang tidak
sehat yang telah kita makan.  Semua yang tidak sehat, bahan-bahan
kimia, zat-zat yang tidak seharusnya berada dalam tubuh kita pada
tempat pertama.  Racun-racun ini melemahkan sistem kekebalan tubuh
kita dan membuat kita lebih mudah terkena penyakit.

Tubuh Anda, setelah tiga hari berpuasa, akan juga membakar dan
menguraikan sel-sel yang sakit dan rusak dalam tubuh kita.  Sungguh
cara yang luar biasa untuk membersihkan yang buruk!

Jika Anda berpuasa, Anda akan melakukan "pembersihan rumah" terhadap
tubuh Anda sendiri, menyingkirkan racung-racung dan sel-sel yang sakit
secara natural - sementara pada saat yang bersamaan memberkati jiwa
Anda.

Saya peringatkan Anda, biar bagaimanapun: berpuasa bukan suatu program
penurunan berat badan.

Jika Anda ingin mengurangi berat badan secara permanen, Anda perlu
berubah dari suatu diet yang tidak sehat kepada suatu diet yang sehat
secara permanen.  Sebuah diet 40 hari tidak akan berhasil.  Perubahan
diet seumur hidup, ya!  Jadi saya ulangi: Berpuasa bukanlah jawaban
untuk penurunan berat badan permanen.


BERKAT 5:
BERDOA DAN BERPUASA MEMPERLENGKAPI PELAYANAN KITA


Dalam Alkitab, orang-orang berpuasa sebelum mereka memulai pelayanan
mereka atau sebelum suatu perubahan besar dalam pelayanan mereka.
Musa melakukannya.  Elia melakukannya.  Daniel melakukannya.  Ester
melakukannya.  Dan Yesus melakukannya.

Terus-terang, saya merasa pelayanan kami sedang menuju suatu titik
balik.  Dalam beberapa tahun ke depan, kami akan melihat betapa
pekerjaan kami bagi Tuhan akan bertumbuh dengan lompatan dan lonjakan.

Maka berpuasa akan melepaskan kuasa Tuhan dalam pelayanan kami.

Karena kami membutuhkan urapan Tuhan untuk banyak hal yang kami
lakukan.  Sebut saja lima intensi doa:
1.      Kami sedang mengembangkan Central FEAST kami menjadi tiga dan empat
sesi
2.      Kami sedang memulai Local FEAST mingguan di seluruh dunia;
3.      Kami menggunakan lebih banyak radio, televisi, dan internet untuk
membagikan kasih Tuhan;
4.      Kami sedang memperluas KerygmaFamily.com;
5.      Kami bermaksud mengumpulkan lebih banyak dana agar kami dapat
menggunakannya 50% untuk evangelisasi dan 50% untuk pelayanan kami
kepada kaum miskin.

Ya, 40 Hari Doa dan Puasa akan menjadi batu loncatan pelayanan kami.


Sahabatmu,
Bo Sanchez


 


Terjemahan oleh: Jessica J. Pangestu


 


Sumber: Milis Bo Sanchez

RENUNGAN CERITA - "Rencana-Nya selalu indah..."

Yang palsu didiri kita.....

Jenny, gadis cantik kecil berusia 5 tahun dan bermata indah. Suatu hari ketika ia dan ibunya sedang pergi berbelanja ia melihat sebuah kalung mutiara tiruan yang sangat Indah, dan harganya-pun cuma 2,5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut dan mulai merengek kepada ibunya. Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: "Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti sesampai di rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu, itu juga harus kamu berikan kepada ibu." "Okay," kata Jenny setuju.
Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia selalu memakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke supermarket, bermain bahkan pada saat ia tidur, kecuali pada saat mandi. "Nanti lehermu jadi hijau," kata ibunya...Jenny juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah selalu membacakan sebuah buku cerita untuknya. Pada suatu hari seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Jenny; "Jenny, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah.""Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah." "Yaa... ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain, Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus, Ayah juga boleh ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru tapi jangan ayah ambil kalungku..." "Ya anakku, tidak apa-apa... tidurlah." Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: "Selamat malam anakku, semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian setelah membacakan cerita ayahnya bertanya lagi: "Jenny apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu. " "Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?" "Yaa, jangan kalungku..., Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. .. Ayah masih ingat kan ? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang dan lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah Yah, Asal ayah jangan minta kalungku..." "Sudahlah nak, lupakanlah," kata sang ayah.Beberapa hari setelah itu Jenny mulai berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya? dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak? Beberapa hari kemudian ketika ayah Jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya sambil berkata: "Ayah..., terimalah ini.." Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan dengan penuh kesedihan kalung tersebut berpidah ke tangan sang ayah... Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam
kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah dan sangat mahal... Ia telah menyimpannya begitu lama untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Begitu pula dengan dengan Tuhan kita... seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu ... dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga....

 

 

Kiriman Dari: Della Avianty – Pkep7

Imlek dan Keselamatan Manusia (Kompas - Rabu 6 Februari 2008)


oleh P. Agung Wijayanto, SJ

Sejak dinyatakan sebagai hari libur nasional, Imlek di
Indonesia kian menjadi peristiwa yang dekat dengan kehidupan
bangsa. Imlek tidak hanya dirayakan China saja, tetapi di
banyak tempat dirayakan siapa saja, baik aktif maupun pasif.
Ada yang sudah puas merayakan Imlek dengan menonton barongsai.
Ada yang ikut berpakaian ala China. Ada yang ikut bermain
barongsai, dan sebagainya. Dapat dipahami bila mereka memiliki
alasan-alasan tertentu yang mendorong mereka ikut perayaan
tersebut kendati tidak mereka ungkapkan secara eksplisit.
Dengan memerhatikan fenomena yang terjadi di masyarakat hingga
kini, pantaslah direnungkan nilai-nilai di sekitar perayaan
Imlek yang berhasil mengundang atau mempersatukan masyarakat
Indonesia dalam perayaan itu. Maka, amat menarik memerhatikan
beberapa hal yang terkait dengan gagasan mengenai keselamatan
atau kesejahteraan manusia yang terkandung, menjadi motivasi,
atau yang dirayakan dalam perayaan Imlek.
Keselamatan manusia dalam Imlek

Mengingat Imlek bukan perayaan keagamaan atau dari suatu
kelompok tertentu, tetapi lebih merupakan perayaan kerakyatan
bersama (perayaan kaum petani), maka gagasan keselamatan atau
kesejahteraan manusia tidak dapat diambil dari atau ditolak
begitu berdasar tradisi ”kitab suci” kelompok tertentu. Maka,
nilai religiusitas yang ada harus dipahami berdasar konteks
kesadaran bersama dari masyarakat yang merayakannya.
Ada beberapa pemahaman keselamatan atau kesejahteraan manusia
yang dihayati dalam perayaan Imlek.
Pertama, keselamatan diakui bukan sebagai peristiwa tunggal
atau hasil usaha perseorangan. Bagi masyarakat China,
keselamatan atau kesejahteraan tidak ditemukan sebagai
peristiwa mandiri, terpisah dari unsur kehidupan lain.
Keselamatan atau kesejahteraan merupakan buah
kesalingtergantungan secara harmonis dari semua hal yang ada
”di bawah langit dan di atas bumi” (Tian Xia, Di Shang).
Bagi masyarakat China, keharmonisan hidup menyangkut relasi
manusia dengan alam, masyarakat, dan makhluk ”ilahi”.
Keselamatan atau kesejahteraan hidup manusia, terutama
kehidupan petani, amat dipengaruhi oleh apa yang terjadi di
alam, di bawah langit: cuaca, curah hujan, dan sebagainya.
Begitu juga apa yang terjadi di atas bumi amat menentukan
kehidupan mereka: banjir, kekeringan, wabah penyakit, hama, dan
sebagainya.
Perjalanan panjang sejarah telah mengantar bangsa China kepada
pengakuan bahwa keselamatan atau kesejahteraan bergantung pada
keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Dalam perayaan Imlek,
pembaruan dan peneguhan tali keharmonisan persaudaraan
dilakukan melalui acara kunjungan ke tetangga, kenalan, dan
sanak saudara. Pada saat kunjungan itu, kepada mereka yang
lebih yunior dibagikan macam-macam makanan dan uang yang
dibungkus dalam amplop merah atau yang biasa disebut sebagai
hong/ang bao.
Lebih dari itu, masyarakat China juga mengakui, kehidupan
manusia bergantung pula pada relasi mereka dengan yang ”ilahi”,
para dewata, dan leluhur. Untuk itu, pada awal perayaan Imlek,
mereka mengadakan upacara atau kegiatan yang bertujuan membarui
dan menjaga keharmonisan hubungan-hubungan itu. Misalnya,
patung atau gambar Dewa Dapur dibersihkan, bila perlu diganti
dengan yang baru. Sajian berupa makanan yang bercita rasa manis
dipersembahkan. Makam para leluhur dibersihkan, dan sebagainya.
Kedua, keselamatan atau kesejahteraan merupakan anugerah yang
pantas disyukuri. Menjelang malam Imlek, orang China pergi ke
klenteng atau tempat ibadah yang lain untuk berdoa mengucap
syukur atas keselamatan dan kesejahteraan yang telah mereka
terima selama tahun yang segera berlalu. Rasa syukur ini
diungkapkan lagi dalam upacara makan bersama keluarga. Selama
perayaan Imlek, mereka diharapkan berbicara mengenai hal-hal
yang baik dan indah. Kata-kata yang tidak pantas harus dijauhi.
Kepada anak-anak dikisahkan perjuangan dan usaha mengusir atau
mengalahkan kekuatan jahat yang dibawa oleh tahun yang lama.
Kekuatan kejahatan ini sering dipersonifikasikan sebagai
monster. Ungkapan usaha pengusiran makhluk itu diwujudkan dalam
bentuk penyalaan kembang api atau mercon.
Ketiga, keselamatan atau kesejahteraan sebagai sesuatu yang
layak untuk diminta dan diusahakan. Kendati keselamatan pada
satu sisi dipahami sebagai anugerah, tidak berarti keselamatan
itu harus diterima secara pasif atau sebagai suatu peristiwa
kebetulan. Keselamatan atau kesejahteraan manusia sudah
selayaknya diminta dan diusahakan supaya terjadi. Pemasangan
hio, pemberian persembahan, dan pemanjatan doa bagi orang China
juga merupakan saat untuk memohon dengan serius keselamatan
atau kesejahteraan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Keseriusan itu dilambangkan atau terungkap dalam jenis makanan
dan minuman yang disajikan, gambar atau tulisan yang terpasang
sebagai hiasan, kata-kata atau tindakan yang dilakukan selama
perayaan Imlek. Dengan makan ikan (yu) selama perayaan Imlek,
orang China berharap akan memperoleh kelimpahan (yu) berkat
selama tahun yang baru. Pada pintu gerbang terpasang puisi (dui
lian) harapan akan keselamatan baru. Masih banyak ungkapan lain
yang menunjukkan harapan akan keselamatan itu.
Kemanusiaan yang terbuka-inklusif

Dengan memerhatikan nilai-nilai keselamatan atau kesejahteraan
manusia yang dirayakan dalam Imlek, kiranya mudah dipahami bila
ada banyak warga Indonesia dengan bebas ikut merayakan Imlek.
Gagasan keselamatan atau kesejahteraan manusia dalam Imlek
tidak jauh dari apa yang secara umum dipegang warga masyarakat
Indonesia, baik yang berasal maupun yang bukan berasal dari
suku atau kebudayaan China. Para warga mudah bertemu dan
ber-sharing dalam nilai-nilai keselamatan atau kesejahteraan.
Di tengah munculnya banyak upaya memecah-belah bangsa Indonesia
dengan aneka cara masa kini, keputusan warga untuk merayakan
suatu perayaan nasional secara bersama semacam ini kiranya
pantas untuk disikapi secara positif, bukan dicurigai. Sebagai
bangsa yang besar dan plural, Indonesia membutuhkan lebih
banyak perayaan kemanusiaan yang bersifat terbuka-inklusif, di
mana setiap dan semua anggota masyarakat dapat menemukan dan
berbagi nilai-nilai kehidupan yang mereka hayati secara bebas
dan bermanfaat bagi pengembangan dan pelaksanaan bersama nilai
kemanusiaan.
Kecenderungan untuk membuat suatu perayaan nasional menjadi
kian eksklusif dan terbatas bagi kelompok atau golongan
tertentu hanya menghantar kepada pemiskinan arti dan kedalaman
makna perayaan, dan hal ini tidak akan banyak membawa sumbangan
bagi perkembangan nilai kemanusiaan yang bersifat universal.
Selamat merayakan Tahun Baru Imlek. Xin Nian Kuai Le!

P. Agung Wijayanto, SJ
Pengajar Agama dan Kebudayaan Timur Program
S-2 Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta

 

Sumber:  Milis Komunitas Katolik Indonesia

RENUNGAN RABU ABU (6 Feb 2008)

Rekan-rekan!
Dalam 2Kor 5:20-6:2 yang dibacakan pada hari Rabu Abu tanggal 6 Februari 2008 ini, Paulus mengimbau umat agar membiarkan diri didamaikan dengan Yang Ilahi oleh pengorbanan Kristus. Orang Korintus diajak Paulus agar tidak lagi menganggap kehadiran ilahi sebagai ganjalan dalam hidup mereka. Itulah yang dimaksud dengan berdamai denganNya. Bagaimana penjelasannya?

TEOLOGI REKONSILIASI PAULUS

Bagi Paulus, berdamai dengan Allah bukan semata-mata mencari pengampunan dari pelbagai perbuatan yang salah. Bila hanya itu, maka tidak akan tercapai perdamaian atau rekonsiliasi yang utuh. Lebih-lebih, bukan bagi pengampunan seperti itulah kurban Yesus Kristus terjadi. Paulus melihat permasalahannya dalam ukuran yang jauh lebih besar. Ia bertolak pada pelbagai kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan alam yang menunjukkan bahwa ciptaan ini bukanlah barang yang sempurna. Banyak cacatnya. Besar kekurangannya. Terasa kerapuhannya. Ada macam-macam ketimpangannya. Dan semua ini memang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, bagi Paulus, keliru bila orang membiarkan keadaan ini berlangsung terus. Hanya mereka yang tidak mempercayai maksud baik Pencipta akan beranggapan demikian. Mereka itu sebetulnya tidak mau menerima bahwa Ia tetap bekerja memperbaiki dan menyempurnakan ciptaanNya. Allah belum beristirahat. Lebih tepat bila dikatakan, Ia belum dapat beristirahat karena karyaNya belum selesai. Hari ketujuh belum sepenuhnya tercapai. Hari ketujuh pada Kitab Kejadian itu dipaparkan untuk menegaskan bahwa hari itu nanti sungguh akan tercapai. Sementara itu yang kini sedang terlaksana ialah penciptaan dunia, isinya dan manusia yang menjadi gambar dan rupa Pencipta di jagat ini

Dunia beserta isinya masih terus berkembang. Berarti juga ada kemungkinan melawan maksud Pencipta. Ada kemungkinan menolak menjadi semakin sempurna. Inilah keberdosaan. Inilah yang membuat ciptaan, khususnya manusia belum ada dalam keadaan berdamai dengan Penciptanya. Bahkan menjadi pesaing. Atau merasa diperlakukan tidak semestinya. Atau kurang membiarkan diri semakin dijadikan gambar dan rupaNya.

Manusia tetap akan mengalami kematian. Dan bila direnggut maut, ia tidak akan kembali lagi dan habislah kehidupannya.. Inilah kendala terbesar dalam kehidupan manusia. Juga alam semesta ini pada kenyataannya akan tidak berlangsung tanpa akhir. Dalam pikiran Paulus, hanya keberanian Allah untuk mengatasi kerapuhan ciptaanNya sendirilah yang akan membuat ciptaan dapat menjadi sesuai dengan kehendakNya. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang ada dalam pusat gagasan Paulus. Dengan membangkitkanNya dari kematian, Allah "mempercepat" perjalanan seorang manusia menuju kesempurnaan tadi. Ada satu dari yang tak sempurna yang kini telah utuh: Yesus Kristus. Keberanian Allah tadi bukan tanpa risiko. Ia memberanikan diri masuk dalam dunia untuk menjadikannya sempurna. Tetapi seketika masuk ke situ, ia ikut menjadi terbatas. Hanya kesediaan orang yang dipilihNyalah yang membuatNya dapat bertindak leluasa. Dan memang terjadi demikian. Yesus menjadi Yang Terurapi  - menjadi Mesias -  ketika ia membiarkan diri disempurnakan oleh Allah sendiri, membiarkan diri direnggut dari maut. Dengan demikian ia menjadi bagian keilahian sendiri, dan tetap satu dari ciptaan yang tadinya rapuh. Oleh karena itu ia menjadi yang pertama dari ciptaan yang telah utuh dan menjadi jaminan akan utuhnya seluruh ciptaan. Inilah yang diungkapkan dengan padat dalam 2Kor 5:21 "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam dia kita dibenarkan oleh Allah."

PENERAPANNYA?

Dengan uraian tadi kiranya tidak sulit dimengerti mengapa Paulus mengimbau orang Korintus agar membiarkan diri didamaikan oleh Allah. Paulus mengajak orang agar menjadi seperti Yesus, membiarkan diri menjadi tempat Allah menyempurnakan ciptaanNya. Tidak banyak yang dituntut.  Cukup bila tidak menghalang-halangiNya. Tentunya tak banyak yang sengaja begitu. Bila diam saja dan membiarkan diri terbawa kerapuhan manusiawi maka sebenarnya orang menghalangi karya ilahi sendiri.

Baru-baru ini orang mengalami dari dekat macam-macam bencana: tsunami, gunung meletus, gempa bumi. Dan paling akhir, banjir. Semuanya itu gerakan alam. Menjadi bencana karena ada manusia yang terkena. Memang manusia belum seutuhnya selaras dengan gerakan alam. Ini bukan mistik alam, tetapi kenyataan. Bencana yang disebut paling belakangan itu menunjukkan hal ini. Yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya bukan hanya gerakan alam belaka, tetapi gerakan yang dikacaukan oleh macam-macam tindakan manusia yang membuat perputaran alam tidak lagi mengikuti irama dan keadaan yang lumrah. Air hujan tak teresap oleh tanah tapi mengalir terus ke bawah. Sungai di hilir makin sempit karena banyak himpitan-himpitan bangunan. Para ahli lingkungan akan dapat menjelaskan keadaan ini dengan lebih runut. Tetapi apa hubungan ini semua dengan "berdamai" dengan Allah tadi?

Bencana ialah kenyataan yang menunjukkan kerapuhan ciptaan, khususnya manusia. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia belum bisa dikatakan berdamai dengan Pencipta. Lalu apa imbauan membiarkan diri didamaikan akan membuat manusia sempurna? Akan tidak lagi kena bencana? Tentunya tidak ke arah itu pemikirannya. Yang justru dapat menjadi pemikiran ialah bagaimana "membiarkan diri didamaikan" itu bisa diterjemahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Salah satunya ialah mengusahakan agar lingkungan semakin serasi dengan pemukiman dan pemukiman semakin melestarikan lingkungan. Artinya, orang sebaiknya paham tanda-tanda gerakan alam. Perlu ada sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Sebaiknya dibuat perencanaan untuk menangani keadaan darurat. Tatakota hendaknya diatur sehingga menjamin penyaluran air. Penggundulan hutan perlu dikendalikan. Dan seterusnya. Hal-hal itu tidak bergantung  pada maksud baik saja melainkan juga pada perencanaan serta pelaksanaannya. Banyak akan ditentukan oleh strategi pemerintahan dan koordinasi badan-badan yang mengurus masing-masing wilayah. Ini semua sebenarnyalah yang dalam bahasa teologis terungkap sebagai "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."

WARTA INJIL

Injil Rabu Abu (Mat 6:1-6; 16-18) termasuk salah satu dari rangkaian pengajaran Yesus kepada murid-muridnya di sebuah bukit (Mat 5-7;  lihat juga catatan tentang "Mengajar di sebuah bukit" dalam ulasan Injil Minggu IV/A 3 Feb 2008).  Dalam petikan bagi Rabu Abu ini terdapat ajakan untuk mengamati cara bersedekah (ay. 1-4), berdoa (ay. 5-6), dan berpuasa (ay. 16-18). Para murid dihimbau agar tidak seperti "orang munafik" yang bersedekah dengan tujuan agar dipuji orang, yang berdoa dengan di tempat-tempat umum agar dilihat, dan yang berpuasa dengan memasang wajah muram. Sebaliknya dianjurkan memberi sedekah dengan diam-diam, berdoa kepada Bapa yang ada di tempat yang tak segera kelihatan, dan menjalankan puasa dengan penampilan biasa. Demikian ibadah tadi ditujukan kepada Dia Yang Tersembunyi dan bukan untuk dipertontonkan kepada orang-orang lain. Bila begitu maka pahala akan datang dari Dia, dan bukan sekedar "wah" yang diucapkan orang.

Spiritualitas sejati? Bisa dikatakan begitu. Namun ada yang lebih mendalam yang hendak diutarakan di dalam petikan itu. Orang diminta mencari Dia Yang Tersembunyi, yang juga dapat disebut Bapa. KeadiranNya itu nyata walau tidak selalu terasa jelas. Dan bersedekah, doa, puasa itu ialah ibadat untuk mendekat kepadaNya dan menemukanNya.

Bacaan Injil ini dibacakan untuk mengantar orang memasuki Masa Prapaskah, yaitu masa berpuasa menyongsong peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus yang menjadi misteri paling besar dalam iman umat kristiani. Misteri tidak bakal ditembus sepenuhnya, hanya dapat didekati dan diakrabi. Dan tindakan berpuasa, berdoa, berbuat baik bukan demi dipuji dan dilihat orang melainkan demi membangun hubungan rohani dengan keilahan ialah cara menghayati misteri iman itu.

MASA PRAPASKAH

Rabu Abu mengawali Masa Prapaskah - masa puasa untuk menemukan kembali kuatnya arus-arus yang membawa kita mendekat pada Allah dan menjauhi ganasnya tarikan-tarikan menjauhiNya. Rabu Abu juga dijalani dengan menerima tanda abu di dahi atau kepala. Kita diingatkan bahwa kita akan menjadi hancuran seperti abu. Tapi kita tidak akan tetap di situ bila kita mau membiarkan diri disempurnakan Allah sendiri...dengan percaya kepada Kabar Gembira. Khususnya bahwa Allah berani memperbaiki ciptaanNya dengan upaya khusus. Tinggal menerima. Tinggal ikut serta. Tinggal membiarkanNya semakin leluasa bertindak. Tinggal mengajak orang lain rela demikian.

Satu wilayah dapat dikembangkan dalam ukuran kecil tapi akan luas dampaknya, yakni menumbuhkan kesadaran lingkungan. Pendidikan kesadaran lingkungan, baik alami maupun sosial. Juga di situ akan dapat terjadi apa itu "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."  Ini juga persiapan menyambut Paskah - peristiwa utama yang mendamaikan manusia dengan Allah.

TENTANG PENERIMAAN ABU

Penerimaan abu pada Rabu Abu ini berasal dari kebiasaan yang ada pada abad pertengahan dalam menjalani denda dosa muka umum (penitensi umum). Mereka berpakaian berpakaian bahan kasar/bagor, dan menaburkan abu di atas kepala mereka. Dalam Perjanjian Lama ada kebiasaan menjalankan upacara menyesali dosa (juga upacara berkabung) dengan duduk bersimpuh di atas debu dan menaburi diri dengan abu itu, lihat Yes 58:5; 61:3; Yer 6:26 (menarik di baca, gulung koming!) Rabu Abu yang mengawali Masa Prapaskah (=masa puasa) ini ditandai dengan upacara pemberian abu di dahi (atau di bagian kepala yang dibotaki, ditonsur, bagi kaum klerus) seperti yang sekarang. Abu-nya diperoleh dari abu bakaran daun palem kering dari Minggu Palem tahun sebelumnya.

Kebiasaan ini sudah dikenal sejak abad ke-8. Pada zaman itu mulai dipakai kata-kata yang dibisikkan imam ketika menandai dahi dengan abu "Ingatlah, hai manusia, kamu dari debu dan akan kembali menjadi debu". (Rujukannya ialah Kej 3:19; alih-alih kini sering lebih dibisikkan kutipan Mrk 1:15 "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!") Abu atau debu? Barangnya memang berbeda, tetapi dalam perkara upacara orang tidak pertama-tama memikirkan barangnya, tapi lambang serta yang diperlambangkan. Pemikiran simboliknya begini: baik abu maupun debu itu barang yang remeh, tak ada bobotnya, ditiup saja terhambur ke mana-mana dan akhirnya diinjak-injak.  Dalam perkembangannya, diingat dua hal. Manusia menurut Kej 2:7 dibentuk dari debu tanah yang dihembusi nafas kehidupan Tuhan. Nah, kalau nafas kehidupan ini kembali ke Tuhan, maka manusia ya kembali ke debunya tanah tadi. Lebih lanjut, debu dan abu ini membuat orang menyadari betapa lemahnya manusia; ia dekat pada dosa (Ay 30:19, Kej 18:27). Itulah yang dapat diingat bila menerima tanda abu pada hari Rabu Abu.

Salam,
Rm. A. Gianto, SJ

 

Sumber: Milis Komunitas Katholik Indonesia

Chat on MSN, YAHOO, AIM with eBuddy